Kelalaian dalam Menghadapi Balita

Orangtua terkadang cukup dibuat kesulitan menghadapi anak yang memasuki usia balita. Namun jangan sampai karena kesulitan tersebut, Sahabat melakukan enam kesalahan ini saat mengasuh mereka. Ingat, mereka adalah aset masa depan kita. Masa depan yang cerah atau buram, kitalah yang menentukan.


1. Tidak Konsisten
Perintah dan rutinitas membuat si kecil merasa memiliki tempat perlindungan dari dunia yang mereka lihat tidak dapat diprediksi," ujar Spesialis Perkembangan Anak, Claire Lerner, seperti dikutip WebMD. "Saat ada sesuatu yang sudah bisa diprediksi dan dilakukan dengan rutin, ini membuat anak merasa lebih nyaman dan aman. Mereka pun jadi lebih bersikap manis dan tenang karena tahu apa yang akan terjadi," tambahnya.

Solusi: Sebisa mungkin, usahakan lakukan segala sesuatunya sesuai rutinitas yang sudah dibuat. Melakukan hal itu secara konsisten memang sulit, apalagi jika dalam mengasuh anak Anda dibantu oleh orang lain (babysitter atau orangtua). Namun minta semua orang untuk ikut berperan serta dalam membuat rutinitas ini.

"Jangan sampai anak mendapatkan pesan berbeda," ujar dokter anak Tanya Remer Altman, penulis 'Mommy Calls: Dr Tanya Aswers Parents' Top 101 Questions about Babies and Toddlers.

2. Terlalu Banyak Membantu Anak
Beberapa orangtua akan langsung membantu balita mereka saat si kecil tidak bisa melakukan sesuatu. Sebelum melakukannya, Anda harus paham bahwa dengan menolong anak misalnya memakai sandal atau memasang puzzle saat bermain, bisa membuat anak berpikir dia tidak bisa melakukannya sendiri atau dengan kata lain anak tidak kompeten.

"Orangtua yang terlalu sering membantu anak melakukan sesuatu, mereka menyabotase kemampuan anak untuk percaya pada dirinya," ujar Betsy Brown Braun, penulis 'You're Not the Boss of Me'.

Solusi: "Orangtua harus mengajarkan anak untuk berusaha sendiri," jelas Braun. Saat melakukannya, Anda tentu saja boleh memberinya semangat. "Jadilah cheerleader untuknya. Anda bisa mengatakan, ayo nak kamu bisa," tambah Brown.

3. Terlalu Banyak Bicara
Bicara pada balita bisa jadi salah satu cara untuk membuatnya menurut dan memahami sesuatu. Namun cara itu tidak tepat dilakukan saat mereka marah atau menunjukkan sikap memberontak.

"Bicara akhirnya bisa membuat pola bicara-merajuk-berdebat-berteriak-memukul," ujar Phelan. "Balita bukan orang dewasa. Mereka tidak bisa berpikir logis dan mereka tidak bisa mengasimilasi apa yang Anda katakan padanya," jelasnya.

Solusi: Phelan menyarankan, saat Anda meminta anak melakukan sesuatu, jangan mendiskusikannya atau membuat kontak mata. Kalau anak tidak mau mematuhinya, berikan peringatan atau hitung sampai tiga. Jika anak masih menolak, berikan time-out atau segera berikan 'hukuman', tanpa Anda harus menjelaskan.

4. Hanya Memberikan Makanan Anak
Apakah si kecil hanya suka makan nugget atau kentang goreng? Beberapa orangtua terkadang terlambat menyadari kalau anak sebaiknya mulai diajari makan makanan yang juga Anda makan.

Solusi: Ajari anak mau makanan orang dewasa. "Beberapa anak mau mencoba jenis makanan baru jika mereka melihat ayah dan ibu mereka juga memakannya," jelas Altman. "Kalau mereka menolak, tetap taruh makanan itu di piring mereka. Beberapa anak perlu mencoba banyak makanan atau mereka butuh waktu sebelum akhirnya memakan makanan tersebut," tambahnya.

Bagaimana jika anak tetap tidak mau? Jangan terlalu khawatir jika si kecil termasuk picky eater. "Kebanyakan anak memang begitu," ujar Braun.

"Anak-anak menyukai bertengkar karena makanan. Jika kita meributkannya, itu akan jadi semakin sulit," jelas Braun lagi. Ia menyarankan selama anak makan yang ada di piringnya, jangan terlalu khawatir. Namun jangan Anda terlalu sering mengizinkan anak makan apa yang dia suka saja.

5. Terlalu Cepat Memulai Potty Training
Orangtua terkadang mengajarkan anaknya memakai toilet saat mereka merasa sudah waktunya. Ternyata waktu yang dianggap tepat oleh orangtua itu tidak sejalan dengan keinginan anak. Akhirnya anak pun memberontak, sementara orangtua keukeuh pada keinginannya.

Solusi: "Anak-anak mau belajar memakai toilet saat mereka siap," jelas Altmann. "Proses ini tidak perlu cepat-cepat dilakukan," tambahnya.

Namun Anda, sebagai orangtua, bisa mengajarkannya secara bertahap. Misalnya saja dengan mulai menunjukkan pada anak bagaimana cara buang air besar/kecil di toilet. Jelaskan bagaimana cara menggunakannya. Jika Anda cukup nyaman, biarkan anak melihat saat Anda memakai toilet. Jangan lupa berikan pujian, jika anak mau mulai mencobanya.

6. Mengizinkan Anak Terlalu Banyak Nonton TV
Balita yang terlalu banyak menonton televisi nantinya bisa mengalami kesulitan belajar. Penelitian menunjukkan, anak-anak di bawah dua tahun sebenarnya belum bisa terlalu memahami apa yang ditampilkan di televisi atau layar komputer.

Solusi: Sibukkan anak dengan kegiatan lain seperti membaca atau bermain di luar rumah. Anda juga bisa mencoba mengajaknya mengobrol dan mendorongnya untuk bicara juga mendengar. "Semakin lama Anda bisa menahannya dari menonton televisi, semakin baik," tutur Altman. [Modif: Wolipop]

5 comments:

  1. ternyata banyak hal yang dianggap biasa adalah kelalaian...

    ReplyDelete
  2. posting Kelalaian dalam Menghadapi Balita
    ini mestinya dibaca kaum ibu dan para calon ibu.setidaknya dengan membaca artikel ini ibu dan calonnya tahu cara merawat anak dengan benar.. nwn

    ReplyDelete
  3. # Blog Keluarga Sehat: Benar sahabat, banyak yang disalah mengerti oleh orangtua. Hal sepele, tapi dampaknya besar bagi anak2.

    # Wisata Murah: betul sahabat. tapi calon Bapak dan Bapak juga loo. Kan anak punya Bapak dan Ibu ^__^.

    ReplyDelete
  4. jangan lalai kalau lalai bisa bahaya mas bagi perkembangan anak

    ReplyDelete
  5. yah begitu lah kalau lalai dalam mendidik anak..

    ReplyDelete